PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA HINGGA DEWASA INI


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.Salah satu  dari pembelajaran tersebut adalah  matematika,dimana Matematika  merupakan pelajaran yang materinya memiliki karakteristik yang sifatnya abstrak.Keabstrakannya inilah yang membuat bahwa matematika itu pelajaran yang sulit untuk dipelajari.Padahal saat ini matematika merupakan pelajaran yang penting dan masuk dalam UAN (Ujian Akhir Nasional).Paradigma tentang matematika merupakan pelajaran yang sulit yang ada pada siswa, inilah yang membuat mereka terkendala dalam  menghadapi UAN dan kadang sampai ada yang tidak lulus gara – gara pelajaran matematika.Semua itu jelas sangat disayangkan,karena jelas berarti pembelajaran matematika tidak dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna  mencapai tujuan dari pembelajaran matematika itu sendiri.



RUMUSAN MASALAH
1.    Pengertian matematika
2.    Perkembangan pendidikan  matematika
3.    Faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan pendidikan matematika
Di indonesia




BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.Pengertian matematika
Matematika merupakan ilmu yang dapat membantu bagi ilmu – ilmu yang lain, baik dari segi pengembangan ilmu yang bersangkutan ,maupun dalam terapannya pada aspek kehidupan sehari  – hari. Aktifitas keseharian manusia tidak terlepas dari terapan matematika,meskipun dalam bentuk sederhana ,seperti penggunaan operasi hitung dan logika. Oleh karena itu , idealnya kita mengerti tentang matematika minimalnya terapannya.Dibalik semua ini sebagian orang menghubungkan matematika dengan bilangan,atau ada pula yang mengartikan matematika sebagai ilmu hitung-menghitung yang  penuh dengan hafalan rumus.Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar permainan bilangan dan hitung-menghitung atau aritmatika belaka. Aritmatika hanyalah merupakan bagian kecil dari matematika sebagaimana geometri,aljabar,dan analisis. Matematika juga bukan hanya sekedar menghafal rumus,tetapi juga menyangkut bagaimana rumus itu diformulasikan, untuk kemudian diterapkan. Meskipun luas cakupannya, namun demikian bukan berarti matematika tak dapat didefinisikan. Ada beberapa ahli mendefinisikan apa itu matematika.
1.    Johson  dan Myklebust
Matematika adalah bahasa simbol yang berfungsi untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan ,serta untuk memudahkan berfikir.
2.    Larner
Matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan  manusia memikirkan ,mencatat, dan mengkomunikasikan ide megenai elemen, dan kuantitas.
3.    Paling
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia,dengan menggunakan informasi ,pengetahuan tentang bentuk dan aturan ,pengetahuan tentang menghitung.
4.    Kline
Matematika merupakan  bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif,tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
5.    James dan James
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan , besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan  satu sama lain dengan jumlah yang banyak.
6.    Herman Handoyo
Matematika adalah ide atau konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dengan penalaran yang deduktif.
7.    Johson dan Rising
Matematika adalah pola berfikir ,pola mengornganisasikan pembuktian yang logik.
8.    Batasan yang lain
Matematika adalah ilmu tentang struktur yang logis, ilmu tentang pola  dan hubungan,ilmu deduktif,serta matematika juga dipandang sebagai bahasa dan seni.
Berdasarkan beberapa  definisi tersebut di atas dapat diindikasikan bahwa pandangan tentang matematika dapat diidentifikasikan  dari berbagai hal antara lain, dari fungsi, metode, dan struktur dan isinya.Beragam dari definisi tentang matematika tersebut menunjukkan bahwa belum adanya pengertian matematika yang tunggal.

B. Perkembangan pendidikan  matematika
Pendidikan setiap bangsa mesti memiliki ideologi, yaitu keyakinan, nilai, cita-cita, visi, dan metode untuk meraihnya yang setia memajukan bangsa dan negaranya. Dengan demikian, sebuah proses pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan dan mendorong siswa agar membuat persiapan untuk menjawab pertanyaan ketika musim ulangan dan ujian tiba.  Ada empat domain pokok yang mesti dipahami dan menjadi acuan dalam setiap proses pendidikan di Indonesia, yaitu agar setiap siswa mengenal dan memahami potensi dirinya sehingga merasa mantap nantinya ketika memilih satu jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.Kedua, mengenal karakter dan potensi daerahnya yang potensial untuk dipelihara dan dikembangkan. Ketiga,memahami sejarah dan jati diri bangsanya untuk dijaga kehormatannya dan dimakmurkan rakyatnya.Keempat, guru dan siswa juga perlu memiliki wawasan regional-global meskipun sekilas mengenai apa yang tengah dan akan terjadi pada tingkat internasional. Keempat domain itu sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena nantinya mereka akan menerima estafet kepemimpinan dan kepemilikan bangsa ini. Tapi disayangkan, suasana batin pendidikan sekarang ini lebih banyak diributkan oleh hal-hal administratif dan heboh ujian nasional yang materinya sangat kognitif.Dimana Matematika selalu  menjadi momok bagi siswa, itu sudah tidak diragukan lagi. Matematika menjadi penyebab utama ketaklulusan siswa SMA jurusan IPA maupun IPS. Namun disadari matematika tidak akan mungkin hilang, karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita agar lebih baik. Suka atau tidak suka seseorang terhadap matematika, namun tidak dapat dihindari bahwa hidupnya akan senantiasa bertemu dengan matematika, entah itu dalam pembelajaran formal, non formal maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari. Matematika merupakan alat bantu kehidupan dan pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, ekonomi, farmasi maupun matematika sendiri.
Mungkin diantara kita banyak yang bertanya bukankah saat ini sudah ada kalkulator dan komputer sehingga matematika sebagai alat bantu kehidupan menjadi berkurang? Memang benar, dengan kehadiran kedua alat tersebut banyak persoalan kehidupan yang awalnya mudah menjadi sulit, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Namun perlu diketahui bahwa alat-alat tersebut pun juga menggunakan prinsip matematika. Tanpa adanya prinsip-prinsip dan konsep matematika kedua alat tersebut yaitu kalkulator dan komputer tidak mungkin ada. Begitu pentingnya matematika dalam kehidupan maka tidak aneh jika pembelajaran matematika mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Bagaimanakah perkembangan pembelajaran matematika di dalam negeri?
Matematika tradisional
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Keistimewaan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah dan kurang. Maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
Contoh
12:3 jawabanya adalah 4
dengan tanpa memberi tanda kurung , soal di atas ekuivalen dengan
9+3:3, berdasar urutan operasi yaitu bagi dulu baru jumlah dan hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa urutan tersebut kurang kuat.
Sementara itu cabang matematika yang diberikan di sekolah menengah pertama adalah aljabar dan geometri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi abstrak dikalangan siswa.
Pembelajaran Matematika Modern
Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi, di Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani sejata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran matematika. Selain itu penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D.Ausubel, R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model pembelajaran matematika.
W Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setalah tertanam pengertian pada siswa.
Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan pembelajaran matematika dalam negeri, berbagai kelemahan seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahan-kelemahan tersebut, munculah kurikulum 1975 dimana matematika saat itu mempnyai karakteristik sebagai berikut ;
  1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
  2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
  3. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinue
  4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
  5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
  6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
  7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
  8. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
  9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.

Pembelajaran Matematika masa kini
Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-an. Hal ini merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.
Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
  1. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
  2. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer
  3. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
  4. Pengevaluasian hasil pembelajaran
  5. Prinsip CBSA di pelihara terus

Kurikulum Tahun 1994
Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90-an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. (tahun 2004 dalam olimpiade matematika di Athena, lewat perwakilan siswa SMU 1 Surakarta atas nama Nolang Hanani merebut medali). Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelsaikan problem-probelmke hidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
 Kurikulum taun 2004
Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum 1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.
Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas dari siswa karena jawaban benar seolah-lah hanya otoritas dari seorang guru. Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang terampil secara matematis dalam menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari. Bahkan pembelajaran model di atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa matematika pelajaran yang sulit dan tidak menarik.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
  1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan iskonsistensi
  2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
  3. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah
  4. Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Sementara itu secara umum prinsip dasar dari kurikulum tersebut adalah bahwa setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan mereka dalam ketuntasan belajar. Siswa tidak diperkenankan mengikuti pelajaran berikutnya sebelum menuntaskan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian remedial-remedial akan seringa dijumpai terutama siswa yang sering tidak tuntas dalam belajarnya.
C. Faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan pendidikan matematika
Dalam perkembangan pendidikan matematika ada faktor  yang mendorong dalam mempengaruhi keberhasilan tersebut , tapi ada juga menjadi penghambat dalam keberhasilan tersebut. Saat ini kita akan bahas terlebih dahulu faktor yang menghambat.Hambatan perkembangan belajar bukan suatu hambatan tunggal, tetapi merupakan kategori umum dari pendidikan khusus yang terdiri dari hambatan dalam beberapa dari tujuh bidang khusus ini, yaitu:
1. bahasa reseptif (memaknai apa yang didengar)
2. bahasa ekspresif (bicara)
3. keterampilan dasar membaca
4. memahami bacaan
5. ekspresi tulisan
6. hitungan matematik
7. berpikir matematik.
Bentuk lainnya dari hambatan ini yang sering terjadi antara lain kurangnya keterampilan sosial dan gangguan emosi atau perilaku seperti hambatan pemusatan perhatian (ADD/Attention Deficit Disorder). Hambatan perkembangan belajar tidak sama dengan ketidakmampuan membaca atau disleksia meskipun ini sering disalah artikan seperti itu. Tetapi apabila kita kaji lebih jauh, sebenarnya sangat banyak informasi yang ada berkenaan dengan hambatan perkembangan belajar tersebut, berhubungan dengan kesulitan membaca, dan banyak anak-anak dengan kesulitan belajar yang kekurangan utamanya dalam membaca.
Suatu bagian yang penting dari definisi hambatan perkembangan belajar menurut the IDEA (the Individuals with Disabilities Education Act) adalah bukan termasuk atau tidak dapat dihubungkan terutama dengan tunagrahita (Mentally Retarded), gangguan emosi dan perilaku (tunalaras), perbedaan budaya, atau kondisi lingkungan atau ekonomi yang tidak menguntungkan. Dalam hal ini, konsep hambatan perkembangan belajar  itu fokus pada ketidaksesuaian antara prestasi akademik seorang anak dengan kemampuan dia yang kelihatan dan aktivitasnya dalam belajar. Diperjelas oleh hasil penelitian Zigmond (2003: 72), bahwa “hambatan ini merupakan refleksi masalah belajar yang tidak terduga dalam suatu kemampuan anak yang nampak.”
Jadi masalah yang berhubungan dengan hambatan perkembangan belajar pada umumnya meliputi validitas yang diperkirakan akan terjadi, kesulitan dalam identifikasi dan pembelajaran pada anak hambatan perkembangan belajar, melakukan identifikasi, klasifikasi, pelaksanaan intervensi dan membedakan jenis-jenis hambatan belajar (seperti: hambatan membaca, menulis, dan matematik itu sendiri) yang berhubungan dengan anak-anak tersebut menjadi tidak optimal.
Selain dari pada itu semua, ada juga faktor yang mendorong dalam matematika,yaitu adanya motivasi belajar daripada siswa itu sendiri.Dimana motivasi belajar dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.    Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini disebabkan oleh kejadian  oleh kejadian atau ganjaran dari luar diri siswa yang tidak terkait dengan situasi belajar itu sendiri,artinya apa yang  dipelajari tidak ada hubungan  dengan tujuan yang ingin diraihnya.Termasuk dalam motivasi belajar matematika yang ekstrinsik antara lain:
a.    Belajar matematika karena untuk memenuhi tugas dan kewajiban guru.
b.    Belajar matematika karena menghindari hukuman.
c.    Belajar matematika demi untuk mendapatkan hadiah.
d.    Belajar matematika karena ingin meningkatkan gengsi.
e.    Belajar matematika demi memperoleh pujian orang lain.
2.    Motivasi intrinsik
Motivasi ini adalah adanya motif-motif  yang aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.Termasuk dalam motivasi belajar matematika yang intrinsik antar lain:
a.    Belajar matematika karena rasa ingin mengetahui tentang matematika.
b.    Belajar matematika karena hasrat untuk berprestasi di bidang matematika secara baik.
c.    Belajar matematika karena  ingin memperoleh kepuasaan diri.
d.    Belajar matematika karena ingin bisa mencapai hasil yang diinginkan.










Kesimpulan
Perkembangan matematika masa depan itu tanggung jawab bersama dan berada ditangan matematikawan sendiri. Matematika merupakan pondasi yang perlu ditanamkan sejak dini. Kalau sejak dini siswa tak suka matematika, maka mereka tidak akan pernah suka matematika. Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang baru atau untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta, penggambaran dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai penarikan kesimpulannya. Ketika ada masalah belajar maka perlu adanya penyelesaian atau solusi. Kondisi seperti ini matematika digunakan melalui investigasi dan problem solving. Kedua hal tersebut merupakan jantungnya matematika untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menemukan, menganalisis, dan membuktikan serta dapat memebantu siswa menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai dengan situasinya.










Daftar pustaka
A.S.Anwar.(2009).Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika.Yogyakarta
HIDAYAT. KOMARUDDIN(10Desember2010).Pendidikan memihak siapa?.www.seputar-indonesia.com