PROPOSAL SKRIPSI


UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI  LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN  METODE DISKUSI KELOMPOK PADA POKOK  BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL
SMK MUHAMMADIYAH BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2011/20012

Proposal Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan Guna Memperoleh Sarjana
Pendidikan


Disusun Oleh :
Agus Susila
09006023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral.( Wina Sanjaya,2010:178). Oleh karena itu, maka proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, melalui proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan lingkungan.
Berdasarkan Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Strategi pembelajaran berdasarkan pengalaman merupakan suatu strategi pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menumbuhkan minat kepada siswa untuk belajar dengan mudah. Strategi pengajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara aktif dengan personalisasi. Siswa terlibat langsung terhadap pembelajaran berkenaan dengan pengalaman-pengalaman yang telah dirancang oleh guru.
Pengajaran berdasarkan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran memerlukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau mental siswa untuk berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar . (Oemar Hamalik,2004:212 ). Guru dalam hal ini dituntut untuk menggunakan pengalaman belajar yang mengandung semua perangkat yang dapat mendukung proses pembelajaran. Hasil dari penggunaan pengalaman belajar adalah suatu fenomena atau gejala sebagai hasil pembelajaran yang diamati, dikelompokkan, diukur, dan dianalisis oleh siswa.
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran matematika bukan hanya memahami konsep-konsep matematika semata, melainkan juga mengajar siswa berpikir konstruktif, sehingga penanaman siswa terhadap hakikat matematika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk.
Dalam pembelajaran matematika yang harus diperhatikan adalah bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan, konsep, dan teori melalui pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen secara langsung. Penggunaan pengalaman anak yang dijadikan inspirasi penemuan dan pengkonstruksian konsep-konsep serta mengaplikasikan kembali pada masalah sehari-hari membuat anak mengerti tentang konsep-konsep dan dapat melihat manfaat matematika. Kebanyakan di antara siswa, jika anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.
Pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses. Proses tersebut dimulai dari pengalaman. Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri ( Markaban,2006:3 ). Salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas dan membuat siswa lebih aktif adalah konsep trigonometri. Konsep trigonometri tersebut memerlukan pemikiran dan penjelasan melalui penalaran. Dengan penalaran tersebut siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep trigonometri di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukan hal baru bagi siswa karena mereka telah mendapatkan teorinya termasuk secara umum di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Walaupun demikian, sebagian siswa SMK kurang paham dalam proses menghitung, menganalisis soal dan memahami simbol-simbol serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena siswa hanya menghafal bukan menemukan sendiri dalam memahami konsep trigonometri.
Oleh karena siswa merasa kesulitan untuk mempelajari konsep trigonometri, maka diperlukan media bagi siswa untuk membantu belajarnya. Media yang diperlukan siswa adalah media yang bisa membantu memahami materi, mendukung pembelajaran secara efektif, efisien, serta mampu melibatkan siswa secara fisik maupun intelektual. Salah satu media yang dimaksud adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
Berdasarkan observasi yang dilakukan saat PPL di SMK Muhammadiyah Seyegan, diperoleh keterangan sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa dalam belajar matematika cenderung dengan cara         menghafal baik menghafal rumus maupun menghafal cara penyelesaian soal. Akibatnya di kalangan siswa muncul opini matematika sebagai pelajaran yang sulit, membuat pusing karena banyak rumus yang harus dikuasai dan membosankan.
2. Pembelajaran matematika yang biasa diterapkan yaitu lebih didominasi oleh guru. Di mana guru hanya menjelaskan materi pelajaran, kemudian memberikan contoh-contoh latihan soal. Sehingga pembelajaran cenderung monoton dan searah. Hal ini berakibat siswa kurang aktif, kreatif dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika.
3. Dalam mengerjakan soal-soal matematika saat proses pembelajaran masih kurang semangat dan malas-malasan.
4. Kurangnya keaktifan siswa untuk saling bertukar pikiran, kerja sama, dan diskusi.
Di dalam pembelajaran matematika, guru dan siswa banyak terbantu dengan adanya LKS. Selain sebagai salah satu pegangan guru dalam memvariasi proses pembelajaran, LKS juga digunakan untuk mengaktifkan siswa di kelas. Namun, LKS yang digunakan siswa selama ini belum mencukupi dari segi variasi aktivitas. Sebagian besar guru juga kurang berminat membuat LKS sendiri dengan berbagai alasan, seperti tidak ada waktu, tidak ada panduan membuat LKS, tidak ada yang membimbing, dan sebagainya.Selain itu, diharapkan juga agar peserta didik semangat, tidak hanya sekedar menghafal tetapi mereka akan mengaitkan ilmu yang diterima dengan kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan yang peserta didik dapatkan datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari apa yang dikatakan oleh guru.
B.        Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, diperoleh identifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1.      Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher-centered).
2.      Penggunaan metode pembelajaran yang cenderung monoton.
3.      Siswa hanya sekedar menerima konsep yang sudah jadi dan kemudian menghafalnya.
4.      Siswa belum berani bertanya pada saat diskusi dan menyatakan ide atau gagasan.
C.        Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya kemampuan peneliti, maka perlu dilakukan pembatasan masalah, yaitu:
1.      LKS Matematika SMK/MK ini difokuskan pada materi trigonometri kelas XI  dengan rincian sebagai berikut:
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan dan menggunakan nilai  perbandingan trigonometri suatu sudut.
5 subbab materi, yaitu : 1) pengertian sudut, 2) ukuran sudut, 3) definisi nilai perbandingan trigonometri, 4) nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa, dan 5) perbandingan trigonometri suatu sudut di berbagai kuadran.
2. Ada beberapa tinjauan aspek yang akan diamati melalui lembar kerja siswa ( LKS ) dengan metode diskusi ini adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan berani menyampaikan ide atau gagasannya.
3.  Lembar Kerja Siswa ini dibuat oleh guru itu sendiri.
D.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui lembar kerja siswa ( LKS ) dengan metode diskusi  pokok bahasan trigonometri dapat meningkatkan keaktifan siswa SMK Muhammadiyah Seyegan Kelas XI semester 3?
E.        Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan metode diskusi untuk materi pokok trigonometri SMK Muhammadiyah Seyegan kelas XI semester 3.
F.         Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat kepada berbagai pihak. Adapun manfaat tersebut adalah:
a.         Bagi Siswa
Dengan menggunakan LKS, diharapkan siswa dapat:
1.         Belajar menyatakan ide atau gagasannya.
2.         Untuk lebih aktif dalam KBM.
3.         Menghubungkan pengetahuan yang telah dipunyai dengan pengetahuan baru yang didapat dari LKS. Dengan demikian, siswalah yang menemukan pengetahuannya sendiri atau dapat dikatakan sebagai pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Centered Learning).
4.         Memanfaatkan LKS tersebut sebagai media dan sumber belajar penunjang dalam mempelajari matematika.
5.         Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika.
b.         Bagi Guru
LKS ini dapat digunakan sebagai wacana untuk meningkatkan kreativitas guru. Selain itu, guru dapat menggunakan LKS ini dalam proses pembelajaran.
c.          Bagi Dunia Pendidikan
Melalui penggunaan LKS dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mengurangi proses pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning).
d.         Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman bahwa mengajar matematika dengan menggunakan LKS dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.


















2 komentar:

  1. ass. bang saya izin copas makalah abang ya,, untuk bahan refernsi

    BalasHapus
  2. maaf bang bukan yang ini tapi yang tentang peran muhammadiyah dalam ekonomi.. makasih :) maaf salah post

    BalasHapus